Faktor Hidro-oseanografi: Terbentuknya Deflasi Gumuk Pasir Parangtritis

Gumuk pasir merupakan akumulasi pasir lepas berupa gundukan teratur hasil kerja dan pengaruh komponen seperti jumlah material pasir yang diendapkan teratur ke laut, ombak yang memindahkan pasir dari laut ke darat, intensitas sinar matahari yang mengeringkan pasir di pantai, intensitas gerakan angin yang memindahkan pasir, tebing penghambat gerak angin dan sebaran pasir vegetasi (Paripurno 2010). Gumuk pasir di Parangtritis ini membentuk formasi spesifik yang menempati areal hingga 206,3 hektar (Kanopindo 2007). Materi utama gumuk pasir di Parangtritis berasal dari material gunungapi yang dibawa oleh empat sungai yang bermuara di pantai Selatan yaitu Sungai Progo, Winongo, Opak dan Oyo. Gambar 1 menunjukkan lokasi gumuk pasir di Parangtritis.

1 - Foto udara GP potong
Gambar 1. Lokasi Wilayah Gumuk Pasir Barkhan Parangtritis (Source: PGSP,2014)

Gumuk pasir di wilayah pesisir Parangtritis terbentuk karena erupsi gunungapi yang terbawa oleh aliran sungai, kemudian mengalami proses kembali akibat adanya arus sejajar (longshore current) dan arus tegak lurus pantai (rip current). Selain itu, terbentuknya gumuk pasir wilayah pesisir Parangtritis juga dipengaruhi oleh faktor Hidro-oseanografi. Parameter Hidro-oseanografi antara lain pasang surut, arus, gelombang, kedalaman (bathimetri), suhu, salinitas, intensitas cahaya matahari dan angin. Dari parameter hidro-oseanografi, faktor yangdalam pembentukan Gumuk Pasir yaitu angin, arus dan gelombang. Angin yang berhembus ke arah gumuk pasir mempunyai pola konvergent yang sisinya berhadapan dengan arah angin dan pola divergent pada wilayah gumuk yang berada di sisi belakang merupakan wilayah bayangan angin. Kecepatan angin pada wilayah tiupan angin memiliki kecepatan yang lebih besar dari pada kecepatan angin di wilayah bayangan atau belakang gumuk. Kemudian terbawa oleh proses pengangkutan sedimen (Subardjo, 2014).

Proses pengangkutan sedimen di pengaruhi oleh pasang surut, arus dan gelombang. Sedimen terangkut oleh aliran sungai dan dipengaruhi oleh pasang surut. Gelombang dan pasang surut berperan dalam mengubah material vulkanik menjadi butiran lebih halus dan arus membawanya menuju pantai (Sihotang 2014). Gambar 2 menunjukkan hasil pengangkutan sedimen di pesisir Parangtritis. Dua parameter tersebut mendorong sedimen hingga mengendap di bibir pantai melalui bantuan angin. Setelah butiran pasir mengering, akan terbawa angin hingga membentuk gundukan pasir yang disebut gumuk pasir.

3 - Foto udara GP potong
Gambar 2. Gumuk Pasir (Source: 2013)

Kekuatan angin berpengaruh pada pembentukan gumuk pasir karena bisa menentukan kemampuannya untuk membawa material yang berupa pasir, baik menggelinding (rolling), merayap, melompat maupun terbang. Karena adanya material pasir dalam jumlah yang banyak serta kekuatan angin yang besar, maka pasir akan terdeflasi. Deflasi atau erosi angin adalah suatu peristiwa berpindahnya suatu material dari satu tempat ke tempat lain yang diakibatkan oleh pergerakan angin. Material vulkanik hasil erupsi kemudian terbawa oleh aliran sungai ke wilayah muara dan kemudian sampai di Samudra Hindia. Selanjutnya, material tersebut tersortasi hingga mengendap ke pantai.  Material yang mengering (karena dipengaruhi pasang surut) akan tertiup oleh angin dan pada akhirnya terakumulasi menjadi gumuk pasir di wilayah pesisir (Sunarto, 2014). Dari deflasi inilah, ditemukan berbagai tipe gumuk pasir antara lain transverse dunes, barchanoid ridges, barchanes, dome, star dunes, linear dunes. Sedangkan gumuk pasir di pesisir Parangtritis sendiri bertipe barchanes dunes.

Ayu Dwita Permata Sari

Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura

Email : ayudwitapemats@yahoo.com

Referensi :

Darmawijaya, M.I. 1992. Klasifikasi Tanah Dasar, Teori bagi Peneliti Tanah dan Gadjah Mada Univ. Press. Yogyakarta.

Kanopindo.2007. Parangtritis. www. kanopindo.org/index.php. Diakses Jan.2007.

Paripurno, Eko Teguh. Gumuk Pasir dan Cagar Biosfer. http://bapedaldadiy.go.id/fileopen.php?jenis=layananx&d =,22 maret 2010

Sihotang, Martahi Willy, Subardjo Petrus. 2014. Analisa Pengaruh Parameter Oseanografi terhadap sebaran Gumuk Pasir di Pantai Parangtritis tahun 2005-2009. Jurnal Oseanografi Volume III nomor 2 tahun 2014 halaman 246-256

Sunarto. 2014. Geomorfologi dan Kontribusinya Dalam Pelestarian Pesisir Bergumuk Pasir Aeolian Dari Ancaman Bencana Agrogenik dan Urbanogenik. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.

SHARE:

Share via :
× Chat Whatsapp