Monitoring Gumuk Pasir Parangtritis Tahun 2021

Monitoring Gumuk Pasir Parangtritis merupakan giat rutin Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP) yang bertujuan untuk melihat dinamika Kawasan Gumuk Pasir di Parangtritis. Kegiatan ini dilakukan selama 5 hari, mulai hari Senin (15/3) hingga Jumat (19/3) 2021. Monitoring Gumuk Pasir Parangtritis adalah rangkaian kegiatan akuisisi data penginderaan jauh dan data spasial untuk memperoleh informasi penggunaan lahan gumuk pasir. 

Kegiatan monitoring gumuk pasir di tengah kondisi pandemi covid-19 dilakukan dengan memenuhi protokol kesehatan covid-19 terhadap tim yang bertugas. Kawasan gumuk pasir dengan kondisi yang panas memerlukan kondisi fisik yang fit dan tetap harus menjaga kesehatan. Perlengkapan yang digunakan untuk monitoring gumuk pasir antara lain UAV Fixed-wing untuk memperoleh foto landscape gumuk pasir dan GPS untuk penentuan titik kontrol. Tim yang bertugas dibagi dalam dua tim yaitu tim pemotretan foto udara dan tim pengukuran Ground Control Point (GCP) di lapangan. 

Hari pertama kegiatan tim pengukuran GCP melakukan pemasangan pre-mark di seluruh kawasan gumuk pasir sesuai sampel titik yang ditentukan. Pemasangan pre-mark sebagai titik kontrol tanah agar dapat teridentifikasi pada foto udara. Titik kontrol menjadi acuan dalam penentuan titik koordinat pada saat proses penggabungan hasil foto udara. Selanjutnya tim pemotretan udara melakukan survey lapangan untuk lokasi penerbangan pesawat dan penentuan jalur terbang di kawasan gumuk pasir. Penentuan ketinggian dan jalur terbang disesuaikan dengan arah angin dan topografi di wilayah gumuk pasir dan sekitarnya. Kegiatan ini bertujuan untuk efektifitas proses pemotretan foto udara pada setiap penerbangan sehingga mendapatkan cakupan wilayah pemotretan dan hasil foto yang maksimal.   

Hari kedua dilakukan kegiatan pemotretan udara di landasan pacu Pantai Depok. Pemotretan udara dilakukan pada seluruh kawasan gumuk pasir dengan membuat jalur terbang pesawat UAV Fixed-wing. Jalur terbang disesuaikan dengan arah angin untuk meminimalisir pergeseran jalur pesawat saat pemotretan berlangsung. Pengecekan pesawat dan komponennya selalu dilakukan sebelum memulai penerbangan untuk memastikan semua alat berfungsi dengan baik. Proses penerbangan dimulai pada siang hari untuk mengambil foto udara di kawasan gumuk pasir. Tim pengukuran GCP melakukan pengukuran GCP berdasarkan titik yang sudah ditentukan. Pengukuran Ground Control Point (GCP) dilakukan baik pra-pemotretan terhadap titik-titik pre-mark maupun pasca-pemotretan terhadap titik-titik post-mark. Fungsi GCP untuk meningkatkan akurasi orthophoto dari foto udara yang dihasilkan nantinya dalam proses koreksi geometrik pada mozaik foto udara. 

Hari ketiga hingga hari keempat kegiatan pemotretan udara tetap dilakukan di landasan pacu Pantai Depok untuk mendapatkan foto udara kawasan gumuk pasir pada zona penyangga dan zona inti. Hari keempat, tim pemotretan udara sudah mendapatkan delapan puluh persen data foto udara kawasan gumuk pasir. Tim pengukuran GCP tetap melakukan pengukuran GCP pada wilayah pra-pemotretan maupun pasca-pemotretan untuk mendapatkan akurasi orthophoto yang maksimal.

Kunjungan Kepala BIG

Hari kelima, tim monitoring gumuk pasir mendapat kunjungan dari Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Bapak Prof.Dr.rer.nat. Muh Aris Marfai, M.Sc. Kepala BIG dalam perjalanan menuju museum gumuk pasir dengan menggunakan sepeda dari Godean hingga Museum Gumuk Pasir. Kunjungan dilakukan untuk melakukan koordinasi terkait proses pelaksanaan kegiatan monitoring gumuk pasir di Parangtritis. Setelah kunjungan ke museum gumuk pasir selesai, Kepala BIG melanjutkan kunjungannya ke Universitas Gadjah Mada (UGM). Kegiatan pemotretan udara dilanjutkan oleh tim pemotretan pada kawasan zona terbatas dilakukan di lokasi Manasik Haji PDHI. Akhirnya proses pemotretan dapat berjalan dengan lancar hingga sore hari seluruh kawasan gumuk pasir telah selesai dilakukan pemotretan foto udara.  

Pemotretan udara di gumuk pasir parangtritis merupakan tahap awal untuk mendapatkan data lapangan berupa foto udara. Tahap selanjutnya dilakukan pemrosesan foto udara untuk mendapatkan kondisi bentuk lahan gumuk pasir. Kegiatan pemrosesan foto udara dilakukan di laboratorium Fakultas Geografi. Data foto udara digunakan untuk melihat dinamika penutup lahan dan penggunaan lahan di Kawasan Gumuk Pasir Parangtritis. Penggunaan lahan untuk pertanian serta bertambah luasnya kawasan vegetasi berdampak terhadap terbentuknya gumuk pasir di Parangtritis. Selain itu data foto udara dapat digunakan sebagai data riset bagi mahasiswa dan menjadi koleksi untuk museum gumuk pasir.

Share via :
× Chat Whatsapp